
Kopi Nako adalah kafe yang menyediakan berbagai jenis minuman, seperti kopi dan lainnya, serta makanan dengan harga ekonomis. Menjadi salah satu tempat nongkrong bagi anak muda, siapa sih sebenarnya pemilik Kopi Nako?
UMKM di Indonesia berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya anak muda yang terlibat dalam dunia usaha coffee shop dengan ide-ide baru yang segar.
Salah satu brand yang menarik perhatian adalah Kopi Nako, jaringan kedai kopi yang kini sudah hadir di berbagai kota besar, termasuk beberapa lokasi di luar Pulau Jawa, seperti Batam dan Denpasar.
Kesuksesan Kopi Nako bukan hanya karena kopinya. Brand ini bisa berkembang karena mampu membentuk identitas yang jelas, mengenali kebutuhan konsumen muda, dan menawarkan tempat ngopi yang sesuai dengan tren saat ini.
Lantas, siapa sih sebenarnya pemilik Kopi Nako ini?
Kopi Nako didirikan oleh JB Khrisna Susanto, seorang pengusaha muda yang memiliki latar belakang di bidang arsitektur.
Pengalaman inilah yang ikut membentuk identitas visual Kopi Nako, yang kini jadi salah satu ciri khas utamanya.
Sebelum terjun ke bisnis kopi, Khrisna memulai usahanya dengan membuka Warteg Nako di Bogor pada tahun 2018.
Warteg ini tampil beda karena mengusung desain yang lebih rapi dan modern. Selain makanan, mereka juga menjual kopi di tempat yang sama.
Dari kombinasi itulah lahir nama “Nako,” yang merupakan kependekan dari “Nasi dan Kopi,” sekaligus merujuk pada kaca nako yang digunakan di desain bangunannya.
Bisnis Kopi Nako Berawal dari Warteg
Setelah Warteg Nako berjalan, JB Khrisna Susanto dan tim memanfaatkan lahan kosong di sebelahnya untuk mencoba membuka kedai kopi yang berdiri sendiri.
Mereka memberi nama usaha ini Kopi Nako, dan memilih untuk tetap mempertahankan desain bangunan yang menggunakan kaca nako serta gaya industrial minimalis.
Cabang pertama Kopi Nako dibuka di kawasan Pajajaran, Bogor. Desain yang digunakan cukup menarik perhatian karena tampil beda dari kebanyakan kedai kopi pada waktu itu.
Bentuk bangunan yang terbuka dan modern dianggap cocok dengan selera anak muda, yang memang menjadi target pasar mereka.
Hampir semua cabang Kopi Nako menggunakan desain yang serupa. Hal ini sengaja dilakukan agar mudah dikenali dan memperkuat citra brand.
Walaupun dari luar tampak mirip, namun masing-masing lokasi tetap menawarkan suasana yang berbeda tergantung penataan ruang dan lingkungan sekitar.
Selain menjual kopi, Kopi Nako juga menyediakan minuman non-kopi dan camilan ringan dengan harga terjangkau, sehingga bisa menjangkau lebih banyak kalangan.
Fasilitas seperti WiFi dan colokan juga disediakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin bekerja atau sekadar bersantai di tempat.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, saat ini, Kopi Nako sudah memiliki lebih dari 39 cabang dan masih terus berkembang.